Kepribadian
Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri manusia, perbedaan karakteristik tersebut menggambarkan ciri unik dari masing-masing individu. Beberapa karakteristik kepribadian:
- Kepribadian menggambarkan perbedaan individu
- Kepribadian menunjukkan konsistensi dan berlangsung lama
- Kepribadian dapat berubah
Teori Kepribadian
- Teori kepribadian Freud
Sigmund Freud mengemukakan suatu teori psikoanalitis kepribadian. Menurut Freud, kepribadian manusia terdiri dari tiga unsur yang saling berinteraksi:
- Id
Aspek biologis dalam diri manusia yang ada sejak lahir, yang mendorong munculnya kebutuhan fisiologis.
- Ego
Ego merupakan unsur yang disadari dan dikontrol oleh manusia. Ego berfungsi menjadi penengah antara id dan superego.
- Superego
Aspek psikologis pada diri manusia yang menggambarkan sifat manusia untuk tunduk dan patuh kepada norma-norma sosial, etika, dan nilai-nilai masyarakat.
- Teori kepribadian Neo-Freud
Beberapa pakar yang juga rekan Freud mengembangkan suatu teori kepribadian yang disebut sebagai teori sosial psikologi atau Neo-Freud. Teori tersebut berbeda dengan Freud dalam dua hal:
- lingkungan sosial yang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian manusia bukan insting manusia,
- Motivasi berperilaku diarahkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Model kepribadian manusia menurut Horney:
- Compliant: kepribadian yang dicirikan adanya ketergantungan seseorang kepada orang lain.
- Aggressive: kepribadian yang dicirikan adanya motivasi untuk memperoleh kekuasaan
- Detached: kepribadian yang dicirikan selalu ingin bebas, mandiri, mengandalkan diri sendiri, dan ingin bebas dari berbagai kewajiban.
- Teori Ciri
Berbeda dengan dua teori terdahulu, teori ciri menggunakan pendekatan kuantitatif dalam mengukur kepribadian konsumen. Teori ini mengklasifikasikan manusia ke dalam karakteristik atau sifat atau cirinya yang paling menonjol.
Gaya Hidup
Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.
Seorang pakar bernama Arnold Mitchell dari The Stanford Research Institute International di California mengembangkan suatu konsep yang disebut sebagai The value and Lifestyles (VALS) System, yang mengklasifikasikan gaya hidup orang Amerika. Konsep VALS terdiri dari:
- Actualizer: Konsumen yang sukses, aktif, memperhatikan dan mengayomi orang lain, memiliki kepercayaan dan harga diri yang tinggi, dan memiliki pendapatan dan sumber daya ekonomi yang tinggi.
- Fulfilleds: Dewasa, bertanggung jawab, profesional, dan berpendidikan baik, dan memiliki pendapatan yang tinggi.
- Believers: Pendapatan relatif kecil, konservatif, lebih menyukai produk Amerika dan merek ternama.
- Achievers: Memiliki pendapatan tinggi dan berorientasi status.
- Strivers: Memiliki pendapatan rendah dan berorientasi status.
- Experiencers: Konsumen memiliki pendapatan tinggi dan berorientasi tindakan.
- Makers: Konsumen memilik pendapatan rendah dan berorientasi tindakan.
- Strugglers: Konsumen yang memiliki pendapatan yang paling rendah.
Kepribadian dan Perilaku Konsumen
- Kepribadian ciri inovatif konsumen
Menggambarkan tingkat penerimaan konsumen terhadap produk-produk atau jasa baru.
- Dogmatisme
Sebuah kepribadian ciri yang mengukur tingkat kekakuan seseorang dalam menerima segala sesuatu yang tidak dikenal atau menerima informasi yang bertentangan dengan kepercayaan yang dimiliki.
- Karakter sosial
Mengidentifikasi dan membagi individu ke dalam berbagai jenis sosial budaya yang berbeda.
Summarized by Reza Pratama (majoring in Family and Consumer Sciences, College of Human Ecology-Bogor Agricultural University, Bogor, Indonesia)
Based on Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Teori & Penerapannya dalam Pemasaran (Consumer Behaviour: Theory & Application in Marketing).